Senin, 24 Februari 2014

wisata benteng kuto besak di sumatra selatan




Benteng Kuto Besak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Benteng Kuto Besak
Prajurit KNIL dan anak-anak di depan gerbang benteng Palembang pada masa Hindia Belanda
Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803. Sultan Mahmud Bahauddin ini adalah seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan internasional, serta seorang agamawan yang menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama di Nusantara. Menandai perannya sebagai sultan, ia pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda menyebut Kuto Besak sebagai nieuwe keraton alias keraton baru.
Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengan arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa. Semen perekat bata menggunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan ditambah dengan putih telur. Waktu yang dipergunakan untuk membangun Kuto Besak ini kurang lebih 17 tahun. Keraton ini ditempati secara resmi pada hari Senin pada tanggal 21 Februari 1797.
Berbeda dengan letak keraton lama yang berlokasi di daerah pedalaman, keraton baru berdiri di posisi yang sangat terbuka, strategis, dan sekaligus sangat indah. Posisinya menghadap ke Sungai Musi.
Pada masa itu, Kota Palembang masih dikelilingi oleh anak-anak sungai yang membelah wilayah kota menjadi pulau-pulau. Kuto Besak pun seolah berdiri di atas pulau karena dibatasi oleh Sungai Sekanak di bagian barat, Sungai Tengkuruk di bagian timur, dan Sungai Kapuran di bagian utara.
Benteng Kuto Besak saat ini ditempati oleh Komando Daerah Militer (Kodam) Sriwijaya.
Pembangunan dan penataan kawasan di sekitar Plaza Benteng Kuto Besak diproyeksikan akan menjadi tempat hiburan terbuka yang menjual pesona Musi dan bangunan-bangunan bersejarah. Jika dilihat dari daerah Seberang Ulu atau Jembatan Ampera, pemandangan yang tampak adalah pelataran luas dengan latar belakang deretan pohon palem di halaman Benteng Kuto Besak, dan menara air di Kantor Wali Kota Palembang.
Di kala malam hari, suasana akan terasa lebih dramatis. Cahaya dari deretan lampu-lampu taman menciptakan refleksi warna kuning pada permukaan sungai.
Pemkot Palembang memiliki sejumlah rencana pengembangan untuk mendukung Plaza Benteng Kuto Besak sebagai obyek wisata.







wisata pantai di sulaewsi selatan




>>




Sulawesi Selatan adalah salah satu propinsi paling sibuk di Indonesia. Wilayahnya membentang luas dan potensi ekonominya terus menerus menonjol dan memberikan warna untuk Indonesia. Ia adalah gerbang Indonesia Timur.

Pantai Bira adalah surga tersembunyi yang terletak di ujung bawah Pulau Sulawesi sekaligus menjadi benteng utama Sulawesi Selatan dari lautan lepas.

sumber:https:idid.facebook.com

kuliner sumsel




Kuliner Khas Sumatera Selatan

Empek-empek


Siapa yang tidak mengenal empek-empek ? Makanan khas dari dearah Sumatera selatan, khususnya Palembang ini sudah menjadi makanan kegemaran masyarakat Indonesian pada umumnya. Empek-empak adalah kudapan yang terbuat dari ikan dan tepung sagu. Biasanya disajikan bersama kuah cuka (cuko) yang berwarna hitam kecoklatan, potongan ketimun, sedikit mie basah atau soun serta udang kering yang ditumbuk (ebi). Ikan yang digunakan untuk pembuatan empek-empek adalah ikan belida yang berada di sungai Musi. Seiring dengan langkanya ikan belida makan jenis ikan lainnya digunakan sebagai pengganti, antara lain ikan gabus, tenggiri, ikan ekor kuning, parang-prang, ikan sebelah dan kakap merah.klik disiniuntuk resep lemgkapnya

Tidak jelas siapa dan bagaimana sejarah terjadinya empek-empek. Namun menurut cerita rakyat masyarakat Palembang, empek-empek adalah hasil kreasi Apek (sebutan/panggilan bagi kaum lelaki masyarakat Cina) yang mengolah kelebihan ikan di daerah tersebut. Penjaja kudapan baru ini dipanggil Mpek/Apek sehingga terciptalah nama Empek-empek. Berdasarkan cerita rakyat tesebut, sangatlah mungkin empek-empek adalah adaptasi dari makanan Cina seperti bakso ikan, ngoh yang dan kekian.

Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisan pepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.

Mie celor

Satu lagi kuliner khas Palembang yang harus di ketahui dan tentunya di cicipi, namanya adalah mie celor. selama ini kita mungkin mengenal palembang dengan empek-empek atau yang sudah saya tampilkan sebelumnya yaitu celimpungan. Ternyata palembang juga memiliki kuliner khas lain yang berbahan dasar mie dan di beri nma mie celor.

Mie dari mie celor ini terbuat dari mie basah biasa. Yang berbeda adalah kuahnya. Kuahnya agak kental dan diberi udang. Yang khas dari mie celor adalah irisan telur rebus plus toge rebus yang dimakan bersama mie dan kuah udang tadi. Rasanya agak hot sedikit karena dicampur dengan cabe merah. Tapi biasanya wong Palembang akan makan dengan cabe hijau halus yang telah tersedia di masing-masing meja restoran karena kurang pedas, katanya. tapi bagi yang kurang suka dengan pedas mie celor juga sudah cukup pedas.

Selain itu, di setiap meja makan disediakan kerupuk ikan palembang atau rempeyek kacang. Tentunya tidak gratis, harus bayar terpisah tergantung jumlah kerupuk atau rempeyek yang dimakan. Harga seporsi mie celor adalah Rp 10.000, jadi anda tidak perlu "pusing " setelah menyantap salah satu kuliner khas palembang ini.

untuk kita yang tinggal jauh dari palembang tidak perlu khawatir tidak bisa menikmati kuliner khas ini, karena kita bisa membuatnya sendiri di rumah. bahan yang di gunakan relatif mudah di dapat dan membuatnya pun tidak susah-susah baget. silahkan klik disini untuk melihat resep dan cara membua mie celor khas palembang ini.

Salah satu restoran atau tempat makan mie celor asli Palembang yang terkenal terletak di Jalan Pasar 26 Ilir. Restorannya tidak begitu besar dan sederhana, tetapi banyak pejabat negara yang mampir ke restoran ini untuk menikmati rasa mie celornya yang lezat. Dan konon restoran ini bahkan menjadi langganan gubernur Sumatera Selatan jika beliau atau keluarganya memiliki hajatan.

Es kacang merah

es kacang merahKali ini setelah kemarin kita ke bali untuk melihat minuman khas bali berupa brem, kini saya akan ajak anda semua menuju ke palembang sumatra selatan. Bukan untuk mencicipi empek-empek tetapi saya akan coba ajak anda mencicipi yang segar-segar dari sana yaitu es kacang merah. Minuman khas palembang ini adalah jenis minuman yang selain segar juga menyehatkan, karena es kacang merah ini mengandung susu dan tentunya kacang merah itu sendiri.

Es kacang merah sebenarnya juga bukan hanya terdapat di Palembang, tetapi di kota Manado juga ada, tetapi walaupun namanya sama es kacang merah yang ada di Palembang dan yang ada di manado Manado sangat berbeda, hanya kacang merahnya saja yang membuat keduanya sama, tapi untuk yang lainnya berbeda. Dan disini saya akan fokus membahas es kacang merah yang ada di palembang.

Di dalam es kacang merah terdapat berbagai macam campuran bahan, yaitu cincau, tape, dawet, nangka dan yang tentunya kacang merahnya. Sedangkan untuk sirupnya sendiri adalah sirup merah (coco pandan), susu dan untuk tambah nikmatnya adalah cokelat cair. Bisa di bilang minuman ini adalah minimalis dari segi bahan tetapi maximalis dari segi rasa.silahkan lihat resep dan cara membuatnya disini.

Di kota plembang dan sekitarnya kita akan dengan mudah menemukan iminuman sehar yang satu ini, biasanya es kacang merah disuguhin untuk teman makan pempek atau berbagai macam makanan khas Palembang lainnya. Tetapi es kacang merah juga biasa diminum ketika waktu senggang, apalagi ketika cuaca sedang panas, dijamin anda akan langsung segar dan bersemangat lagi.

Celimpungan


Orang lebih tau kalau makanan khas dari palembang adalah empek-empek padahal ada makanan lain dari palembang yang rasanya tidak kalah dari empek-empek, makanan itu adalah celimpungan. Celimpungan adalah makanan yang berbahan dasar sagu dan ikan.klik disini untuk melihat resepnya. Kota palembang memang identik dengan makanan-makanan yang berbau ikan dkk.

Celimpungan bisa disajikan dengan lontong dan sayur dan lauknya, bisa juga hanya disajikan sendiri. Kalau lagi ada hari raya, biasanya celimpungan adalah salah satu menu favorit.

Perbedaan di antara celimpungan dan empek-empek terletak pada bentuk dan kuahnya. Celimpungan berbentuk bulat dengan diameter 10 cm dan tipis (pipih). Kuahnya terbuat dari santan dan racikan bumbu-bumbu lainnya. Celimpungan dimakan bersama sambal gorengnya

 sumber:kulinerindonesiamancanegara.blogspot.com

jembatan ampera




sejarah jembatan ampera di sumatra selatan:

      Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan yang berada di Palembang, ibu kota provinsi Sumatera Selatan, Indonesia, yang menghubungkan antara dua daratan yaitu Seberang ulu dan Ilir. Munculnya ide dalam pembangunan jembatan tersebut yaitu sejak zaman Gemeente Palembang, tahun 1906. Saat jabatan Walikota Palembang dijabat Le Cocq de Ville, tahun 1924, ide ini kembali mencuat dan dilakukan banyak usaha untuk merealisasikannya. Namun, sampai masa jabatan Le Cocq berakhir, bahkan ketika Belanda hengkang dari Indonesia, proyek itu tidak pernah terealisasi.


      Panjang jembatan ini adalah 1,117m , dengan Lebar jembatan 22m , dan tinggi kurang lebihnya 11,5m dari permukaan air. Jembatan tersebut memiliki bobot sekurangnya 944 Ton. Jembatan Ampera memiliki dua menara yang masing-masing tingginya adalah 63M Dari permukaan tanah. Menara tersebut digunakan sebagai mesin gerek untuk mengangkat bagian tengah pada jembatan ampera ketika ada kapal yang akan melintas.

      Jembatan ini mulai di bangun pada bulan April 1962 setelah mendapat persetujuan dari bapak Presiden RI. Awalnya jembatan ini diberi nama Jembatan Bung Karno, atas penghormatan masyarakat terhadap presiden yang teleh memperjuangkan impian masyarakat Palembang dalam pembangunan jembatan tersebut, Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965, sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Pada saat itu, jembatan ini adalah jembatan terpanjang di Asia tenggara. Setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera (Amanat Penderitaan Rakyat).


sumber: www surgaindonesia.com

Minggu, 23 Februari 2014

sungai sumatra selatan



Sungai di Sumsel

Sungai Lematang adalah sungai yang terletak di Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan. Di sungai ini pernah diketemukan jenis perahu zaman dahulu yang disebut biduk. Dahulunya sungai ini sering dilewati kapal roda lambung yang menelusuri daerah dan singgah untuk menjual barang dagangan. Dari sinilah asal mula nama kota Lahat lahir, yaitu pada saat kapal meninggalkan daerah yang disinggahi maka orang setempat pulang dari pinggir sungai yang dalam bahasa Lahatnya Larat (pergi). Semakin dangkalnya air membuat Sungai Lematang tidak lagi dapat dilewati kapal roda lambung.
Sungai Musi adalah sebuah sungai yang terletak di Provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Dengan panjang 750 km, sungai ini merupakan yang terpanjang di Pulau Sumatra. Sejak masa Kerajaan Sriwijaya, sungai ini terkenal sebagai sarana utama transportasi masyarakat. Di tepi Sungai Musi terdapat Pelabuhan Boom Baru dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Sungai Musi membelah Kota Palembang menjadi dua bagian kawasan: Seberang Ilir di bagian utara dan Seberang Ulu di bagian selatan. Sungai Musi, bersama dengan sungai lainnya, membentuk sebuah delta di dekat Kota Sungsang. Mata airnya bersumber di daerah Kepahiang, Bengkulu. Sungai Musi merupakan muara sembilan anak sungai besar, yaitu Sungai Komering, Rawas, Batanghari, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan.
Belida, adalah nama salah satu anak sungai dari Sungai Musi di Propinsi Sumatera Selatan. Secara keseluruhan Sungai Musi memiliki sembilan anak sungai sehingga terkenal dengan sebutan Batanghari Sembilan. Batanghari sendiri berarti sungai. Nama kesembilan anak sungai tersebut juga menjadi nama suku bagi penduduk yang tinggal di sekitar sungai tersebut, sehingga penduduk asli yang tinggal disekitar sungai Belida juga disebut sebagai Suku Belida, bahasa merekapun disebut dengan bahasa Belida. Tempat tinggal mereka membentang dari tepi Sungai Musi hingga ke kota Prabumulih. Nama Belida juga digunakan sebagai nama spesies ikan air tawar yang biasa dipakai sebagai bahan pembuat empek-empek, tekwan, dan kemplang, yaitu panganan khas Palembang yang sangat terkenal itu.
Sungai Lubai atau disebut juga Batanghari Lubai terletak di Desa Lubai Kecamatan Lubai Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan, merupakan kebangan masyarakat di Kecamatan Lubai. Masyarakat Lubai disebut juga jeme atau uhang Lubai. Muara sungai Lubai di Sungai Rambang. Sungai Rambang muaranya di Sungai Ogan. Sungai Ogan muaranya di Sungai Musi.



aumber;  amarlubai.wordpres.com



taman Nasional Sembilang, Banyuasin Sumsel

gua batu sumsel





Gua Batu di Pagaralam Sumsel

Pagaralam (ANTARA News) - Warga Dusun Tanjung Taring, Kelurahan Burungdinang, Kecamatan Dempo Utara, Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, menelaah gua batu berupa satu ruangan setinggi 20 meter, lebar dua meter dan kedalaman 15 meter.

Lokasi  gua yang berada di daerah tebing terjal dan hutan rimba serta perkebunan itu pada Kamis terlihat hanya memiliki satu pintu masuk, dan di sekitar batu tersebut tercium bau kapur barus.

Kondisi ruangan sudah menyempit, dan sejumlah penduduk menduga akibat tertimbun longsoran tanah, serta dinding gua sudah berlumut penuh semak belukar.

Gua batu tersebut berada di hutan belukar di pinggir kebun milik Sauri (45), warga setempat, berjarak sekitar dua kilometer dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam atau sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Pagaralam, kata Ketua RT 02 RW 03 Dusun Tanjungtaring, Anharudin.

Dia menyatakan, tempat penemuan gua batu itu berupa perkebunan kopi, dan selama ini oleh warga daerah setempat lebih mengenal lokasi tersebut dengan "gue batu betangkup".

Kawasan gua tersebut dahulunya cukup rapi, dan ada sejumlah pihak yang mengaku bahwa semua ruangan masih dapat dimasuki hingga ke dalam sejauh 20 meter, katanya.

"Di sekitar gua ini cukup banyak bebatuan cadas dan hutan rimba yang masih alami, sehingga tidak banyak didatangi wisatawan maupun penduduk setempat," kata dia lagi.

Ia menuturkan, gua itu menurut cerita sesepuh daerah tersebut pernah dihuni manusia purba untuk tempat tinggal, namun akibat perubahan alam dan kurang terawat kondisinya menjadi rusak.

"Namun, untuk mengetahui dengan jelas apa isi dan kondisi ruangan dibutukan orang yang ahli, karena kami tidak berani masuk ke dalam ruangan gua itu, selain sebagain sudah tertimbun tanah dan suasana di pintu gua juga sudah menimbulkan bau kapur barus yang menyengat," ujar dia.

Kalau melihat kondisi fisik batu, kata dia lagi, bebatuan yang ada di perbukitan ini tidak mungkin gua tersebut terjadi dengan sendirinya akibat faktor alam. Selain semua pintu masuk cukup rapi, pada lantai untuk masuk ke ruangan terbuka lebar.

"Sebetulnya di daerah ini cukup banyak peninggalan sejarah puyang atau nenek moyang dahulu, tapi karena warga tidak mengerti sehingga dibiarkan dan hanya menjadi cerita unik setiap ada pertemuan. Baru setelah diungkap lewat media massa ternyata memiliki nilai sejarah cukup tinggi. Namun, untuk mengungkap apa yang sebenarnya pernah terjadi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut," kata Anharudin lagi.

Peneliti Balai Arkeologi Palembang, Kristantina Indriastuti, mengatakan penemuan itu cukup luar biasa dan menghebohkan, karena selama ini hunian masa paleolitic hanya ada di daerah Kecamatan Kikim, Lahat, dan temuan Zaman Mesolitic ada pada gua di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).

"Secara sepintas karena lantai gua kering kemungkinan bisa digunakan untuk hunian, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut, untuk menemukan lapisan budaya adanya aktivitas pendukung manusia yang hidup di gua tersebut pada masa lalu," katanya.

Ia menambahkan, aktivitas tersebut, seperti sisa-sisa arang, subsistensi makanan, aktivitas penguburan, aktivitas perbengkelan, pembuatan alat batu, dan peralatan manusia berupa alat-alat lithic, termasuk peralatan berupa kapak-kapak batu, serpih, dan serut.



sumber: www.antaranews.com

gunung dempo




gunung dempo sumsel

Gunung Dempo adalah gunung yang berada perbatasan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Bengkulu. Berdiri 3195 meter di atas pemukaan laut. Gunung Dempo sendiri merupakan gunung tertinggi di Sumatera Selatan. Terletak di Kabupaten Pagar Alam, seperti namanya sendiri Pagar Alam yang berarti tempat ini dikelilingi perbukitan dan pegunungan. Perjalanan menuju gunung ini tidak membosankan karena anda akan dimanjakan denagn pemandangan tebing dan lembah yang sangat indah dengan udara yang sejuk. Sebuah perkebunan the luas akan menyapa anda ketika samapi di Gunung Dempo.
Tidak ada yang menandingi suasana indahnya keberhasilan jika anda sudah mencapai puncak gunung ini dengan menikmati kawahnya yang masih mengepul dan masih aktif. Selain pemandangannya yang dapat anda nikmati adalah sisa-sisa budaya prasejarah seperti ukiran batu dalam bentuk manusia, hewan dan lainnya yang tersebar di sepanjang lereng Gunung Dempo. Di dalam Pagar Alam juga terdapat pasar tradisional yang menjual berbagai barang lokal seperti the, kopi, buah-buahan atau pun lainnya yang bisa anda kunjungi.
Meski gunung ini cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat hanya setengah perjalanan ke gunung sehingga para pendaki tidak perlu khawatir jika kehabisan air minum selama perjalanan. Karena ada sebuah sungai kecil yang airnya sngat jernih mengalir di perbatasan hutan dan itu pertanda juga kalau anda sudah mulai memasuki daerah hutan yang ditumbuhi dengan tumbuhan yang mirip dengan tumbuhan yang ada di hutan Montana. Jalan setapaknya yang penuh dengan akar-akar yang melintang dengan kemiringan lerengnya yang cukup curang. Keadaan hutan ini hampir homogeny dan sangat hening.
Sekitar lima jam kemudian anda akan memasuki daerah dengan vegetasi tumbuhan yang berpohon rendah dan semakin rendah, beberapa daerahnya agak terbuka dan pandanganpun menjadi luas. Gunung Dempo sendiri memiliki dua puncak. Punak pertama ditumbuhi tanaman yang rendah dan mirip perdu. Dari puncak pertama ini anda harus turun kembali ke lembah yang diapit oleh puncak pertama dan puncak utama. Di lembah ini terdapat sebuah sumber mata air yang mengalir. Pendakian ke puncak utama tidak terlalu sulit meskipun lerengnya terdiri dari kerikil dan batu-batuan namun masih cukup stabil untuk didaki. Puncak utama Gunung Dempo merupakan kawah gunung berapi yang masih bergejolak dengan diameter sekitar seratus meter persegi. Dinding kawah ini cukup terjal dan tidak mungkin bisa dituruni tanpa bantuan tali menali. Pemandangan dari puncak cukup mengasikkan. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam saja.



sumber: 1001wisata.com

gua putri batu raja sumsel






Gua Putri Baturaja, Sumatera selatan



Gua Putri Baturaja, Keajaiban Abadi dari Illahi
SRIPOKU.COM/LENI JUWITA
Gemericik tetes air dari langit-langit gua seolah menyapa lembut setiap pengunjung yang datang berkunjung ke Gua Putri, Batu Raja, Sumatera Selatan.
Tiap tetes air dari yang jatuh mengandung kejaiban alam, anugerah dari Ilahi. Tetes air itu abadi adanya karena tetap mengalir meski di kemarau terkering sekalipun.
Fenomena itu hanya satu dari banyak keajaiban yang bakal Anda temui di dalam gua yang berjarak sekira 230 kilometer dari Kota Palembang itu. Cobalah tengadahkan tangan untuk menampung air tetesannya, jumlah air yang menetes tidak sama bagi setiap pengunjung meskipun sama-sama menunggu dalam waktu yang sama.
Boleh percaya boleh tidak, konon cerita air yang diperoleh dari langit-langit Gua Putri menunjukan rezeki dan peruntungan masing-masing orang. Maka tak heran pegunjung khususnya ibu-ibu tidak pernah lupa menadahkan tangan di bawah tetesan air yang melewati dinding gua ini.
Masuk lebih dalam, bersiaplah untuk kian terpana. Menyusuri setapak jalan di dalam gua, Anda akan disuguhkan pesona stalagmit dan stalagtit bak peraduan sang puteri. Kejaiban lain yang tak kalah mengagumkan, di dalam Goa Puteri terdapat Sungai Semuhun selebar 8 meter sampai 12 meter bermuara ke Sungai Ogan.
Semuhun artinya bermohon atau bermunajat. Sempatkanlah untuk mandi, mencuci muka,atau berwudu kemudian bermunajat kepada Allah agar apa yang dicita-citakan keinginan yang sudah lama terpendam tercapai.
Kabid Kebudayan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Baturaja, Firdaus, menuturkan kisah betapa keajaiban berubah nyata. Akhir Desember tahun 2010 lalu, ada pengunjung dari Jawa memotong dua ekor kambing di Gua Puteri kemudian mengundang warga makan bersama di area Gua Puteri.
Acara potong kambing itu merupakan wujud rasa syukur karena apa yang dicita-citakannya terkabul setelah dia bermunajat di Sungai Semuhun.
Tak cuma itu sungai kecil yang mengalir jernih dalam goa ini dipercaya sebagai tempat pemandian puteri. Mitos yang masih dipercaya air sungai ini berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai penyakit, mencuci muka dapat membuat awet muda. Bahkan, bagi yang belum ada pasangan bisa menemukan jodohnya setelah mencuci muka dengan air ini.


sumber:situs prasejarah.wordpres.com

rumah adat palembang di sumatra selatan



rumah adat palembang



Rumah Tradisional Palembang
Rumah Tradisional Palembang
Rumah adat / rumah tradisional orang Palembang mempunyai sebutan Rumah Bari yang  benama asli Rumah Limas, pada umumnya berbentuk dasar hampir sama dengan rumah-rumah adat yang ada di sebagian daerah di Nusantara, yaitu rumah panggung, dan material yang digunakan pada umumnya dari kayu.
Bari dalam bahasa Palembang berarti lama / lawas  / kuno dan bernama Rumah Limas karena bentuk atapnya yang berbentuk limas. Palembang berlokasi di provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu daerah yang memiliki karakteristik alam yang lekat dengan perairan tawar, baik itu rawa maupun sungai, ini yang manjadi faktor utama kenapa masyarakat disana membangun rumah panggung. Rumah panggung secara fungsional memenuhi syarat mengatasi kondisi rawa dan sungai seperti di Palembang. Letak geografis dari Palembang dibelah oleh sungai Musi dan dikelilingi ratusan anak sungai, rawa-rawa di sebagian besar wilayah daratannya. Pada tepian sungai banyak terdapat Rumah Limas yang pintunya menghadab ke sungai, dan alat transportasi air seperti perahu, kapal dan getek menjadi alat transportasi utama yang banyak digunakan mayarakat di tepian sungai.
Sebutan untuk Sungai-sungai yang bermuara ke Sungai Musi adalah Batanghari Sembilan terdiri dari Sungai Ogan, Sungai Komering, Sungai Lematang, Sungai Enim, Sungai Hitam, Sungai Rambang dan Sungai Lubay. Seiring perkembangan zaman, dan perubahan pola hidup masyarakat Palembang, lingkungan perairan sungai dan rawa justru semakin menyempit. Rumah- rumah limas yang tadinya berdiri bebas di tengah rawa atau di atas sungai akhirnya dikepung perkampungan.
Rumah Limas dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan bentuk pada lantainya, yang pertama Rumah Limas yang dibangun dengan ketinggian lantai yang berbeda, dan yang kedua Rumah Limas dengan ketinggian lantainya sama atau sejajar. Rumah Limas yang lantainya sejajar ini kerap disebut rumah ulu.
Rumah adat Palembang Rumah Limas
Rumah adat Palembang Rumah Limas
Bagi pemilik rumah yang masih memerhatikan perbedaan kasta dalam keturunan adat Palembang, mereka akan membuat lantai bertingkat untuk menyesuaikan kasta tersebut. Lantai Rumah Limas yang bertingkat itu pada umumnya dibuat menjadi tiga tingkat sesuai dengan urutan keturunan masyarakat Palembang, yaitu Raden, Masagus, dan Kiagus.
Pada umumnya bentuk Bangunan Rumah Limas memanjang ke belakang. Ukuran bangunan rumah bervariasi ada yang mempunyai lebar sampai 20 meter dengan panjang mencapai 100 meter. Semakin besar ukuran Rumah Limas semakin besar dan terpandanglah status sosial sipemilik rumah tersebut.
rumah bari
rumah bari
Bangunan Rumah Limas memakai bahan dasar dari kayu Unglen atau Merbau, kayu ini dipilih karena kayu tersebut mempunyai karakteristik tahan akan air. Dindingnya terbuat dari papan-papan kayu yang disusun tegak. Pada bagian depan terdapat dua tangga dari kiri dan kanan ada yang saling berhadapan bertemu jadi satu dibagian ujung atas menuju teras rumah ada juga yang berlawanan arah dari kiri dan kanan.
Bagian teras rumah biasanya dikelilingi pagar kayu berjeruji yang disebut tenggalung. pagar tersebut mempunyai Makna filosofis untuk mencegah supaya anak gadis tidak keluar dari rumah. Pintu masuk ke dalam rumah culup unik, terbuat dari kayu jika dibuka lebar akan menempel pada langit-langit teras. Untuk menopangnya, digunakan kunci dan pegas.
Bagian dalam terdapat ruang tamu yang cukup luas dan ini merupakan bagian terluas dari Rumah Limas, yang disebut kekijing. Ruangan ini menjadi pusat kegiatan berkumpul jika ada hajatan. Ruang tamu juga berfungsi sebagai ruang pamer untuk menunjukkan kemakmuran pemilik rumah. Pada umumnya dinding ruangan di cat dominasi warna merah, hitam, coklat tua dan selalu dihiasi dengan ukiran-ukiran bermotif flora yang dicat dengan warna emas. Tak jarang juga, pemilik rumah yang mampu menggunakan bahan dari timah dan emas sunguhan untuk mengecat ukiran dan lampu-lampu gantung antik pada ruangan tersebut sebagai aksesori.



sumber: rumahadat.blog.com

danau teluk gelam



danau teluk gelam




palembang






Nama Danau
Danau Teluk Gelam, asalnya merupakan salah satu objek lelang lebak, lebung, sungai dan tanah nyurung di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), lihat artikel “Lelang Lebak, Lebung, Sungai dan Tanah Nyurung.” Nama asal dari Danau Teluk Gelam adalah “Teluk Gelam Besak/Kecik” Kata “danau” ditambahkan setelah objek lelang ini dipromosikan menjadi kawasan wisata pada tahun 1987/1988. “Teluk’ dalam Bahasa Palembang berarti “danau”, “talago” dalam Bahasa Minang, “situ dalam Bahasa Sunda, “embung dalam Bahasa Jawa, atau “telaga” dalam Bahasa Melayu. Kata “danau” ditambahkan maksudnya mungkin agar lebih familiar di telinga dan lidah orang di luar OKI, karena “teluk” dalam Bahasa Indonesia berarti perairan (laut) yang mejorok ke daratan.
Sinomi lain dari kata teluk dalam Bahasa Pelembangan adalah “lebak”.
Teluk adalah genangan air yang terbuka daan tidak kering pada musim kemarau, seperti halnya danau (walaupun dalam musim kemarau panjang genangan airnya menyempit). Danau Teluk Gelam ini merupakan danau rawa banjiran yang dikelilingi oleh rawa-rawa yang luas yang banyak ditumbuhi “pohon gelam” (Melaleuka leucadendron). Pohon gelam merupakan pohon kayu yang mirip dengan kayu putih, daun dan kulit pohon seperti daun dan kulit kayu putih. Kayu gelam tahan jika terendam dalam air atau tebenam di dalam tanah. Sehingga dalam konstruksi sipil banyak digunakan sebagai cerucuk. Barangkali, adanya teluk (danau) yang dikelilingi oleh rawa-rawa yang vegetasinya didominasi oleh pohon gelam, maka masyarakat Marga Pegagan Ulu Suku (PUS) I Sugih Waras menamakan danau ini dengan “Teluk Gelam”. Kemudian untuk kepentingan pariwisata ditambahkan kata danau sehingga menjadi Danau Teluk Gelam.
Sejarah
Danau Teluk Gelam tercata sebagai objek lelang lebak, lebung, sungai dan tanah nyurung Eks Marga PUS I Sugih Waras Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten OKI Provinsi Sumatera Selatan. Pada lelang tahun 1987/1988 Danau Teluk Gelam dan 3 (tiga) objek lelang tercatat dalam daftar lelang lebak, lebung, sungai dan tanah nyurung Eks Marga Pus I Sugih Waras Kecamatan Tanjung Lubuk dengan nomor register : 4. Lebak Teluk Purun, Teladas Sugih Waras, dengan harga standar lelang Rp146.500,- dan tidak laku; 9. Teluk Gelam Besak/Kecik s.d. Bunut Serapek, dengan harga standar lelang Rp.211.000,- dan laku terlelang dengan harga Rp.270.750,- Pengeminnya, nama Tajud. ; 14. Lb.Nilang sampai dengan Batanghari Muaradua, dengan harga standar lelang Rp.477.000,- dan laku terlelang dengan harga Rp.524.700,- Pengeminnya, nama KUD Makmur; 17. Anak Jele, Anak Kema, Lebak Air Itam Benawa, dengan harga standar lelang Rp.200.000,- dan laku terlelang dengan harga Rp.205.000,- Pengeminnya, nama KUD Makmur; Tahun 1987/1988 ini merupaka untuk terakhir kalinya dilelang, dimana mulai tahun 1988/1989 lebak ini tidak lagi dilelang.
Tahun 2010, keempat objek ini tercatat dalam register lebak, lebung dan sungai Kabupaten OKI masing-masing dengan nomor register : 199 s.d. 202 yang termasuk eke Marga PUS I Sugih Waras Kecamatan Teluk Gelam Kabupaten OKI, dengan status tidak dilelang sebagai kawasan Pariwisata dan Reservaat Perikanan.
Teluk Gelam Besak/Kecik dan 3 (tiga) objek lelang lainnya direncanakan menjadi lokasi objek wisata dan reservaat perikanan pada medio Oktober 1987, yang dilaporkan oleh Bupati KDH Tk.II OKI, Bapak H.M. Yusuf Halim kepad Gubernur KDH Tk.I Sumatera Selatan dengan Surat Nomor 523/443/26.6/Bappeda/1987 tanggal 2 Oktober 1987 perihal Rencana Lokasi Objek Pariwisata dan Perikanan. Rencana ini berdasarkan suvei yang dilakukan dalam rangka Bhati ABRI Kodim 0402 OKI yang dilakukan oleh tim terpadu yang terdiri dari : Bappeda, Dinas Perikanan, Kantor Bangdes, Kabag Pembangunan Setda, Bapparda, Camat Tanjung Lubuk dan Kodim 0402 OKI pada tanggal 14 September 1987 dan 22 September 1987. Hasil survey dilaporkan oleh Tim kepada Bupati KDH Tk.II OKI dengan Nota Dinas Nomor : 072/431/26.6/Bappeda/87 tanggal 23 September 1987 perihal Laporan Hasil Survey/Peninjauan ke Lebak Nilang Kecamatan Tanjung Lubuk, yang ditandatangani oleh : (1) H. Bayumi Bansui, SH / Ketua Bappeda; (2) Amrullah / Kepala Dinas Perikanan; (3) Abdullah Thamrim / Kepala Kantor Bangdes; (4) Ir. Herman Tholib / Bagian Pembangunan Setda; (5) Drs. Lakalham Aziz / Bapparda; (6) Rozali Bayan, BA / Camat Tanjung Lubuk dan (7) Basnur / Kepala Desa Benawa.
Kemudian pada tanggal 9 Oktober 1987, Bupati KDH Tk.II OKI melakukan peninjauan ke lokasi tersebut (Telegeram Bupati KDH TK.II OKI kepada Camat Tanjung Lubuk Nomor : 451/78/26.6/Bappeda/1987). Setelah peninjauan tersebut, lokasi ini ditetapkan sebagai lokasi objek pariwisata dan reservaat perikanan dengan Surat Keputusan (SK) Bupati KDH. Tk.II OKI Nomor : 180/SK/Bappeda/1987 tanggal Oktober 1987 tentang Penetapan Lokasi Objek Pariwisata dan Reservaat Perikanan di Jalan Sriguna – Tgumulyo Kecamatan Tanjung Lubuk.
Selanjutnya lokasi ini dipromosi dan dipublikasikan kepada seluruh masyarakat OKI dan Sumatera Selatan. Pada tanggal 3 Januari 1988 dilaksanakan “Promosi dan Publikasi serta Pembukaan “Objek Wisata Air Danau Teluk Gelam” secara resmi oleh Wakil Gubernur KDH Tk.I Sumatera Selatan Wilayah Palembang. Acara promosi dan publikasi ini diselenggarakan oleh Panitia Pelaksana dengan Ketua Umum Drs. R.H. Ismail Indraputra / Sekretaris Daerah Tk.II OKI sesuai SK Bupati KDH Tk.II OKI Nomor : 224/SK/BAPPEDA/1987 tanggal 9 Desember 1987 tentang Pembentukan Panitia Pelaksana Promosi dan Publikasi Objek Wisata Danau Teluk Gelam di Jalam Seriguna – Tugumulyo Kecamatan Tanjung Lubuk.
Setelah diresmikan disusun rencana pengembangan dengan membuat master plan detail desai enjinering Wisata Air Danau Teluk Gelam. Perencanaan ini disusun bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri di Sumatera Selatan. Sektor perikanan pun menyusun rencana pengembangan dan rencana kerja reservaat perikanan.
Pembangunan fisik pertama kali dilakukan menjelang peresmian tahun anggaran 1987/1988 sepanjang ± 700 meter dari jalan lintas Seriguna – Tugumulyo (Sekarang JalanLintas Timur Sumatera). Fasiltas wisata lainnya baru mulai dibangun pertengahan tahun 1990-an dengan dibangunnya beberapa shelter di dalam danau dan sebuah dermaga di ujung jalan masuk 700 meter. Pelaksana lapangan pembangunan ini adalah sdr. Aruji Marzuki dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten OKI. Di akhir masa jabatan Bupati KDH Tk.II, Bapak H. Rasyid Rais, beliau meresmikan Rumah Makan (RM) Pagi Sore dan Masjid Amal Bakti Muslim Pancasila tepat di pintu gerbang Danau Teluk Gelam. Sehingga kawasan Wisata Air Danau Teluk Gelam cukup layak dijadikan tujuan wisata.
Pengembangan reservaat perikanan terus direncanakan dan diusulkan oleh Dinas Perikanan Kabupaten OKI. Demikian juga upaya konservasi dan pengkayaan stok sumberdaya ikan terus dilakukan. Bersamaan dengan peresmian sebagai lokasi wisata air, telah dilakukan penebaran ikan jelawat (Leptobarbus hoffinii). Rencana awal disini akan dibangun unit pengembangan perairan umum (UPPU), karena keterbatasan penganggaran, usulan ini terhenti sejak tahun 1998, bersamaan dengan reformasi. Pasca reformasi, kawasan hutan disekitar Danau Teluk Gelam telah berubah menjadi perkebunan sawit.
Sejalan dengan rencana Provinsi Sumatera Selatan menjadi tuan rumah PON XVI 2004, dan Danau Teluk Gelam ditetapkan sebagai venus dayung dan ski air, Danau Teluk Gelam pun bersolek dengan cepat dengan geliat pembangunan seakan berlari dibanding satu dasawarsa sebelumnya. Untuk persiapan venus dayung dan ski air, luas permukaan air danau pun diperluas dengan pengerukkan kawasan rawa-rawa yang berada di sebelah utara danau. Sehingga luas danau menjadi lebih dua kali sebelumnya. Dibangun jalan keliling dan tribune venus, bangunan rumah panggung ala OKI sebanyak 34 unit dengan tipe 45 dan 70 dengan teknik knock down (bongkar pasang) dan Hotel Kembar. Pasca PON XVI 2004, di sini telah pula dibangun arena bermain anak dan remaja.
Tahun 2011 ini, di Danau Teluk Gelam akan diselenggarakan Jambore Nasional IX 2011 dan venus dayung dan ski air SEAGMES 2011. Untuk itu, saat ini telah selesai dibangun Bumi Perkemahan Danau Teluk Gelam dan siap menyelenggarakan dan mensukseskan Jambore Nasional IX Tahun 2011.
Lokasi
Sekarang Danau Teluk Gelam merupakan kawasan wisata air dan wisata alam yang sangat menarik untuk dikunjungi. Terletak persis dai Jalan Lintas Timur Sumatera (Palembang – Lampung). Jarak dari Kota Palembang ± 91 km atau 25 km dari Kayuagung. Dari Palembang dapat melalui 2 jalan, yaitu jalan utama adalah jalan Lintas Timur Sumatera arah Lampung atau jalur alternative via Jakabaring – Rambutan – SP.Padang – Kayugung – Danau Teluk Gelam. Jalur ini jalan sempit, namun lancar untuk kenderaan pribadi dan travel, tetapi hindari melintas pada malam hari.
Dari Lampung, dapat ditempuh melalui Jalan Lintas Timur Sumatera. Dari arah Bandar Lampung di Jalan Lintas Sumatera (Lintas Tengah Sumatera), sesampai di Simpang Terbangi Besar belok kiri, disinilah dimulainya Jalan Lintas Timur Sumatera. Dari Daerah Uluan Sumatera Selatan atau Jalan Lintas Sumatera dapat ditempuh melalui tiga jalur. Pertama Muaraenim – Indralaya – Kayuagung – Danau Teluk Gelam. Kedua Muara Dua (OKUT) – Simpang Talang Pangeran – (belok kanan) – Danau Teluk Gelam. Ketiga Muara Dua – Belitang – Simpang Cahaya Maju (Lempuing) – Danau Teluk Gelam.
Masuk dalam wilayah Administrasi Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten OKI Provinsi Sumatera Selatan. Kaecamatan Teluk Gelam merupakan pemekaran dari Kecamatan Tanjung Lubuk, pasca PON XVI 2004.
Wisata Danau Teluk Gelam
Wisata Alam Danau Teluk Gelam. Gugusan danau rawa banjiran yang telah ditetapkan sebagai kawasan wisata yang terdiri dari (1) Danau Lebak Nilang di bagian hulu, terus ke hilir (2) Danau Anak Jele, (3) Danau Anak Kemang, (4) Danau Air Itam, dan (5) Danau Teluk Gelam merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan mempunyai pesona yang khas. Karena danau-danau ini merupakan danau rawa dengan flora dan fauna khas rawa-rawa. Pada musim hujan (banjir) kelima danau ini seakan hanya satu dengan permukaan danau dipisahkan oleh hutan/belukar rawa. Namun pada musim kemarau, kelima danau ini saling terpisah dan dihubungan oleh anak sungai. Lintas alam dengan menggunakan perahu atau perahu motor yang disebut “ketek” atau speed boat merupakan petualangan di alam liar yang sangat menantang.
Kecuali Danau Teluk Gelam, keempat danau lainnya masih alami dengan flora rawa seperti bakung, teratai, pakis, gelam, kayu gabus dan lain-lain. Begitu pun dengan faunanya. Danau-danau ini merupakan habitat dari fauna air, yaitu berbagai jenis ikan air tawar , ular, biawak, dan labi-labi. Ikan tapa telah menjadi legenda di Danau Teluk Gelam, karena konon katanya pernah terlihat ikan tapa dengan ukuran sebesar kuda. Fauna darat yang ada antara lain napuh, kancil, kera, kucing hutan berbagai jenis burung. Disini juga ditemukan “burung bebek”, demikian masyarakat setempat menyebutnya. Burung bebek ini sejenis itik serati berbulu hitam dan membuat sarang di atas pohon besar yang tumbuh di rawa-rawa di sekitar danau.
Sedangkan danau ke-6, yaitu Danau Teluk Purun terpisah dari danau-danau diatas. Danau Teluk Purun sebagian besarnya telah dijadikan oleh masyarakat sebagai persawahan.



sumber: nurfirmanephie.wordpres.com

wisata olahraga sumsel




wisata olahraga palembang:





Jakabaring Sport City (JSC)
(By Adrian Fajriansyah 04/08/2011)
307868_2038799613097_1738153_n
Gambar 1.  Senja Di Jakabaring, Latar Tugu Parameswara
            Dahulu para sesepuh atau orang-orang tua di Palembang sering berkata kalau kawasan ini merupakan “tempat jin buang anak” semua itu tidak lain dan tidak bukan karena keangkeran dan mencekamnya tempat ini apalagi saat malam menjelang suasana mengerikan semakin terasa bila kita melewatinya.  Memang terbukti dikawasan ini sering terjadi peristiwa ataupun kasus-kasus yang berkaitan dengan pencurian dan pembunuhan.  Namun itu cerita masa lalu yang akan tercatat dalam sejarah dan insyaallah tidak akan terulang lagi karena kawasan tersebut sekarang sudah disulap menjadi sebuah kawasan elite dan modern, Jakabaring Sport City atau biasa disingkat JSC namanya.
Iya betul Jakabaring, kawasan yang dulu sangat dihindari oleh warga Palembang untuk dilewati apalagi dimalam hari yang dulu sangat mencekam sekarang sudah menjadi kawasan elite dan modern yang sering dikunjungi dan didatangi oleh warga Palembang untuk sekedar melepas penat dan berfoto menikmati suasan tempat ini yang sekarang menjadi sebuah kawasan wisata olahraga di Kota Palembang.
Kisahnya diawali saat Palembang terpilih untuk mengadakan PON XIV tahun 2004, saat itu Palembang didesak dan harus membangun sebuah kawasan olahraga baru untuk menyelanggarankan pesta olahraga terbesar di Indonesia ini, maka dipilihlah Jakabaring sebagai kawasan yang akan dibangun komplek olahraga baru yang modern dan bertaraf Internasional.  Dengan dipilihnya Jakabaring sebagai kawasan yang akan dibangun sebuah komplek olahraga bertaraf Internasional otomatis akan memacu pertumbuhan pembangunan dan perkembangan kawasan tersebut, kelak kawasan itu akan ramai dan menjadi sebuah pusat kota baru di Kota Palembang yang selama ini pusat kotanya hanya terpusat di daerah seberang Ilir.  Dan ternyata benar kawasan ini sekarang ramai didatangi oleh para wisatawan baik warga lokal Palembang, maupun Sumsel bahkan dari luar Sumsel yang ingin melihat kemajuan pembanguanan dikawasan ini.
314361_2038790212862_5850247_n
Gambar 2.  Stadion Utama Gelora Sriwijaya Jakabaring
            Dulu saat PON diadakan dikawasan ini berdiri sebuah stadion megah yang bernama resmi Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, GOR (Gedung Olahraga), arena panjat tebing, lapangan softball, arena sepatu roda, kanal-kanal buatan dan danau buatan.  Dengan fasilitas yang demikian Palembang akhirnya sukses mengadakan PON pertama yang diadakan di luar Pulau Jawa ini.  Tidak berhenti sampai disitu saja pembangunan dikawasan Jakabaring terus terpacu akibat dampak dari pasca penyelenggaraan PON tersebut, di Jakabaring kemudian banyak berdiri gedung-gedung dan fasilitas megah yang baru seperti Gedung MPR/DPR Sumsel yang baru, Kantor Polres Palembang, Gedung PLN, Pasar Induk Jakabaring, Perumahan Elite Jakabaring dan yang teranyar adalah gedung 15 lantai milik Bank SumselBabel yang konon katanya merupakan gedung tertinggi di Palembang saat ini.
314361_2038790252863_5105564_n
Gambar 3.  Tugu Kapal Kerajaan Sriwijaya Di Depan Stadion Utama Jakabaring
            Pasca PON, Jakabaring sudah berkembang sangat pesat hingga banyak orang yang tidak menyangka kawasan yang dulu sering disebut sebagai “tempat jin buang anak” telah menjelma menjadi sebuah kawasan elite, modern dan ramai didatangi oleh warga lokal maupun pendatang.  Sampai akhirnya kemudian Palembang terpilih menjadi salah satu tempat penyelenggara Sea Games XXVI (26) tahun 2011, lagi-lagi Jakabaring dijadikan kawasan utama tempat penyelenggaraan Sea Games di Palembang.  Momentum Sea Games 2011 di Palembang ini semakin memicu Jakabaring untuk menjadi kawasan yang jauh lebih elite dan modern dari sebelumnya.  Ini bukan isapan jempol belaka, lihatlah sekarang pembangunan di Jakabaring semakin pesat saja terutama fasilitas olahraganya, semua fasilitas olahraga peninggalan PON 2004 direnovasi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya, kemudian terjadi penambahan gedung dan fasilitas olahraga baru seperti Gedung Sport Science Centre (PT. Medco), Wisma Atlet, Kompleks Lapangan Tenis Bukit Asam, Lapangan Khusus Atletik Termegah Se Indonesia, Aquatic Center (Kolam Utama) yang konon salah satu yang terbaik di Asia Tenggara, Lapangan Voli Pantai, Arena Panjat Tebing Tertinggi se Asia Tenggara, Arena Billiard dan Boolling dan Arena Olahraga Air.  Tidak hanya gedung dan fasilitas olahraga saja yang jadi perhatian, pemeritah pun membuat kawasan Jakabaring menjadi lebih hijau dan asri dari sebelumnya, dibeberapa sudut komplek olahraga Jakabaring dibuat taman-taman yang indah, rimbun dan asri dengan pohon-pohonnya yang segar dan hijau, lalu kanal-kanal buatan yang ada sebelumnya kembali dibersihkan dan dibuat lebih cantik mengalir mengelilingi kawasan Jakabaring Sport City.  Layaklah sekarang Jakabaring diberi label Jakabaring Sport City (JSC) dengan segala fasilitas olahraganya yang bertaraf Internasional namun tidak melupakan pentingnya penghijauan untuk kenyamanan pengunjung, layaklah sekarang Jakabaring Sport City (JSC) disandingkan sejajar dengan komplek olahraga Senayan Sport City  yang lebih dahulu tenar di Indonesia dengan segala fasilitasnya yang tidak kalah modern, dan layaklah sekarang Jakabaring Sport City (JSC) untuk menjadi tempat percontohan di Asia karena JSC merupakan kawasan atau komplek olahraga terpusat yang terbesar se Asia.
314361_2038790172861_2689287_n
Gambar 4.  Komplek Lapangan Tenis Bukit Asam Salah Satu Fasilitas Baru Di JSC
314361_2038790332865_2680257_n
Gambar 5.  Tugu Di Depan Taman Kompleks Jakabaring Sport City (JSC)
314361_2038790292864_3753084_n
Gambar 6.  Taman Dengan Pohon Yang Asri dan Rindang Di JSC
307868_2038799493094_8325714_n
Gambar 7.  Fasilitas Yang Banyak Terdapat Di Taman-Taman JSC
            Jakabaring boleh berbangga, dahulu pra 2000an orang luar Palembang belum resmi datang ke Palembang bila tidak berkunjung ke Jembatan Ampera, sekarang diera 2000an orang luar Palembang belum resmi datang ke Palembang bila tidak berkunjung ke kawasan Jakabaring Sport City (JSC) bahkan orang Palembang belum resmi menjadi warga Palembang bila tidak pernah ke kawasan JSC karena sekarang Jakabaring Sport City (JSC) sudah menjadi icon baru kota Palembang setelah Jembatan Ampera yang sebelumnya telah populer menjadi maskot dan lambang kota Palembang.
307868_2038799533095_6870798_n
Gambar 8.  Bendera Para Peserta Sea Games 2011 Di Palembang, Indonesia
            Harapannya, semoga fasilitas yang sedang dikebut pembangunannya sekarang untuk mengejar penyelenggaraan Sea Games yang akan berlangsung pada tanggal 11 November 2011 (11-11-11) kelak akan selalu terawat baik karena kita sadari bahwa orang Indonesia itu terkenal bisa membangun namun tidak bisa merawat.  Dan harapan yang lebih besar lagi kesinergisan antara pembangunan dan penghijauan di kawasan Jakabaring bisa selalu selaras dan seimbang sehingga kenyamanan di kawasan tersebut akan selalu terjaga karena dari kabar yang beredar di kawasan Jakabaring pasca Sea Games 2011 akan dibangun kebun binatang, arena wisata air (waterboom), sirkuit internasional, mall, hotel berbintang, apartemen, super blok, jalan tol Palembang – Kayu Agung, dll., tentunya semua pembangunan tersebut tidak akan baik jadinya bila harus mengusur ataupun menghilangkan kehijauan yang ada di kawasan tersebut.  Kita perlu memperhatikan pentingnya pohon-pohon yang rindang dan hijau untuk kehidupan kita karena dari tumbuhan-tumbuhan tersebutlah oksigen gratis untuk kehidupan manusia diproduksi, apa jadinya bila oksigen jumlahnya terbatas dan harus dibeli? Pastinya kehidupan yang seperti itu tidaklah kita inginkan!
Stadion Jakabaring
283064_1938314861041_5980416_n
Gambar 9.  Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang
            Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring berdiri pada tahun 2004.  Pada awalnya tujuan utama pembangunan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring adalah untuk penyelenggaraan PON 2004.  Namun karena takut tidak terawatnya stadion ini pasca penyelenggaraan PON maka pemerintah Sumsel mengambil kebijakan untuk membeli klub sepakbola yang telah mapan di Liga Utama Indonesia agar bisa bermain dan bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring karena dengan adanya sebuah klub sepakbola yang bermarkas di stadion ini maka akan sering stadion ini terpakai untuk penyelenggaraan pertandingan sepakbola sehingga secara tidak langsung stadion berkapasitas 40.000 tempat duduk ini dapat terus terawat.
268307_1938317741113_8225904_n
Gambar 10.  Stadion Jakabaring Salah Satu Stadion Terbaik Di Asia Tenggara
            Hingga saat ini terbukti dengan adanya klub sepak bola yang bermarkas di stadion termegah di Pulau Sumatera ini, Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring masih terus terjaga dan terawat.  Adapun klub sepakbola yang dibeli oleh pemerintah Sumsel tersebut adalah Persijatim (Jakarta Timur) yang kemudian berganti nama menjadi Sriwijaya FC.  Klub Sriwijaya FC secara resmi berdiri dan mulai bermarkas di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring sejak tahun 2004.  Terhitung sejak tahun 2004 hingga sekarang klub kebanggaan warga Sumsel tergolong sukses dan berprestasi dikanca persepakbolaan Indonesia dan Asia Tenggara, terbukti klub berjuluk Laskar Sriwijaya pernah meraih double winner pada tahun 2007 dengan merebut juara Liga Indonesia dan Piala Indonesia, kemudian secara berturut-turut Sriwijaya FC berhasil merebut Piala Indonesia 2008 dan 2009.  Selain itu klub yang mengambil nama dari sebuah kerajaan maritim terbesar di Nusantara ini pernah pula berkompetisi di Liga Champions Asia 2008, Piala AFC 2009 dan terakhir Piala AFC 2010 dengan hasil yang cukup memuaskan dimana klub ini dapat masuk hingga babak 16 besar.
283064_1938314901042_4251647_n
Gambar 11.  Markas Klub Kebanggaan Wong Palembang Sriwijaya FC
            Dan sekarang Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring tengah berbenah untuk mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Sea Games 2011 dimana stadion ini akan menjadi tempat pembukaan dan penutupan pesta olahraga terbesar di regional Asia Tenggara.

sumber:adrian10fajri.wordpres.com

wisata sejarah



SEJARAH MASJID AGUNG PALEMBANG

Masjid Agung Palembang merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Palembang. Masjid ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo mulai tahun 1738 sampai 1748. Konon masjid ini merupakan bangunan masjid terbesar di Nusantara pada saat itu.

Masjid Agung Palembang pada mulanya disebut Masjid Sultan dan dibangun pada tahun 1738 oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Peresmian pemakaian masjid ini dilakukan pada tanggal 28 Jumadil Awal 1151 H (26 Mei 1748). Ukuran bangunan mesjid waktu pertama dibangun semula seluas 1080 meter persegi dengan daya tampung 1200 jemaah. Perluasan pertama dilakukan dengan wakaf Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab yang dilaksanakan pada tahun 1897 dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin.

Pada awal pembangunannya (1738-1748), sebagaimana masjid-masjid tua di Indonesia, Mesjid Sultan ini pada awalnya tidak mempunyai menara. Kemudian pada masa pemerintahan Sultan Ahmad Najamudin (1758-1774) barulah dibangun menara yang letaknya agak terpisah di sebelah barat. Bentuk menaranya seperti pada menara bangunan kelenteng dengan bentuk atapnya berujung melengkung. Pada bagian luar badan menara terdapat teras berpagar yang mengelilingi bagian badan.

Bentuk masjid yang sekarang dikenal dengan nama Masjid Agung, jauh berbeda tidak seperti yang kita lihat sekarang. Bentuk yang sekarang ini telah mengalami berkali-kali perombakan dan perluasan. Pada mulanya perbaikan dilakukan oleh pemerintah Belanda setelah terjadi perang besar tahun 1819 dan 1821. Setelah dilakukan perbaikan kemudian dilakukan penambahan/perluasan pada tahun 1893, 1916, 1950-an, 1970-an, dan terakhir pada tahun 1990-an. Pada pekerjaan renovasi dan pembangunan tahun 1970-an oleh Pertamina, dilakukan juga pembangunan menara sehingga mencapai bentuknya yang sekarang. Menara asli dengan atapnya yang bergaya Cina tidak dirobohkan.

Perluasan kedua kali pada tahun 1930. tahun 1952 dilakukan lagi perluasan oleh Yayasan Masjid Agung yang pada tahun 1966-1969 membangun tambahan lantai kedua sehingga luas mesjid sampai sekarang 5520 meter persegi dengan daya tampung 7.750.

Masjid Agung merupakan masjid tua dan sangat penting dalam sejarah Palembang. Masjid yang berusia sekitar 259 tahun itu terletak di Kelurahan 19 Ilir, Kecamatan Ilir Barat I, tepat di pertemuan antara Jalan Merdeka dan Jalan Sudirman, pusat Kota Palembang. Tak jauh dari situ, ada Jembatan Ampera. Masjid dan jembatan itu telah menjadi land mark kota hingga sekarang.

Dalam sejarahnya, masjid yang berada di pusat kerajaan itu menjadi pusat kajian Islam yang melahirkan sejumlah ulama penting pada zamannya. Syekh Abdus Samad al-Palembani, Kemas Fachruddin, dan Syihabuddin bin Abdullah adalah beberapa ulama yang berkecimpung di masjid itu dan memiliki peran penting dalam praksis dan wacana Islam.


sumber: seindah budayakita.blogspot.com

wisata alam yuk d sumstra selatan




wisata alam



air terjun sumsel

Daftar nama Objek Tempat Wisata Air Terjun yang ada di Sumatera Selatan
  1. Air Terjun Bidadari - Lahat
  2. Air Terjun Karang Dalam - Lahat
  3. Air Terjun Kerinjing - Lahat
  4. Air Terjun Lawang Agung - Lahat
  5. Air Terjun Lematang - Pagar Alam
  6. Air Terjun Mesat - Lubuklinggau
  7. Air Terjun Pelegan - Lubuklinggau
  8. Air Terjun Subik Tuha - Ogan Komering Ulu Selatan
  9. Air Terjun Tebat Sekedi - Lahat
  10. Air Terjun Temam - Lubuklinggau
  11. Air Terjun Tujuh Kenangan - Pagaralam
  12. Air Terjun Tujuh Panggung - Empat Lawang
  13. Curup Air Melintang - Pagar Alam
  14. Curup Lumbin - Lahat
  15. Curup Mangkok - Pagaralam
  16. Curup Pancur - Pagar Alam
  17. Curup Tenang - Muara Enim
  18. Curugh Embun,
  19. Curugh Pancur
  20. Air terjun Tujuh Kenangan
  21. Curugh Mangkok
  22. Air Terjun Kerinjing
  23. Air Terjun Lawang Agung
  24. Air Terjun Lintang (Keban)





sumber:www.palembang rgeggae.com

Kamis, 20 Februari 2014

wisata pantai di sumsel

kunjungan pantai seru:






  •