danau teluk gelam
Nama Danau
Danau Teluk Gelam, asalnya merupakan salah satu objek lelang lebak,
lebung, sungai dan tanah nyurung di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI),
lihat artikel “Lelang Lebak, Lebung, Sungai dan Tanah Nyurung.” Nama
asal dari Danau Teluk Gelam adalah “Teluk Gelam Besak/Kecik” Kata
“danau” ditambahkan setelah objek lelang ini dipromosikan menjadi
kawasan wisata pada tahun 1987/1988. “Teluk’ dalam Bahasa Palembang
berarti “danau”, “talago” dalam Bahasa Minang, “situ dalam Bahasa Sunda,
“embung dalam Bahasa Jawa, atau “telaga” dalam Bahasa Melayu. Kata
“danau” ditambahkan maksudnya mungkin agar lebih familiar di telinga dan
lidah orang di luar OKI, karena “teluk” dalam Bahasa Indonesia berarti
perairan (laut) yang mejorok ke daratan.
Sinomi lain dari kata teluk dalam Bahasa Pelembangan adalah “lebak”.
Teluk adalah genangan air yang terbuka daan tidak kering pada musim
kemarau, seperti halnya danau (walaupun dalam musim kemarau panjang
genangan airnya menyempit). Danau Teluk Gelam ini merupakan danau rawa
banjiran yang dikelilingi oleh rawa-rawa yang luas yang banyak ditumbuhi
“pohon gelam” (Melaleuka leucadendron). Pohon gelam merupakan pohon
kayu yang mirip dengan kayu putih, daun dan kulit pohon seperti daun dan
kulit kayu putih. Kayu gelam tahan jika terendam dalam air atau tebenam
di dalam tanah. Sehingga dalam konstruksi sipil banyak digunakan
sebagai cerucuk. Barangkali, adanya teluk (danau) yang dikelilingi oleh
rawa-rawa yang vegetasinya didominasi oleh pohon gelam, maka masyarakat
Marga Pegagan Ulu Suku (PUS) I Sugih Waras menamakan danau ini dengan
“Teluk Gelam”. Kemudian untuk kepentingan pariwisata ditambahkan kata
danau sehingga menjadi Danau Teluk Gelam.
Sejarah
Danau Teluk Gelam tercata sebagai objek lelang lebak, lebung, sungai
dan tanah nyurung Eks Marga PUS I Sugih Waras Kecamatan Teluk Gelam,
Kabupaten OKI Provinsi Sumatera Selatan. Pada lelang tahun 1987/1988
Danau Teluk Gelam dan 3 (tiga) objek lelang tercatat dalam daftar lelang
lebak, lebung, sungai dan tanah nyurung Eks Marga Pus I Sugih Waras
Kecamatan Tanjung Lubuk dengan nomor register : 4. Lebak Teluk Purun,
Teladas Sugih Waras, dengan harga standar lelang Rp146.500,- dan tidak
laku; 9. Teluk Gelam Besak/Kecik s.d. Bunut Serapek, dengan harga
standar lelang Rp.211.000,- dan laku terlelang dengan harga Rp.270.750,-
Pengeminnya, nama Tajud. ; 14. Lb.Nilang sampai dengan Batanghari
Muaradua, dengan harga standar lelang Rp.477.000,- dan laku terlelang
dengan harga Rp.524.700,- Pengeminnya, nama KUD Makmur; 17. Anak Jele,
Anak Kema, Lebak Air Itam Benawa, dengan harga standar lelang
Rp.200.000,- dan laku terlelang dengan harga Rp.205.000,- Pengeminnya,
nama KUD Makmur; Tahun 1987/1988 ini merupaka untuk terakhir kalinya
dilelang, dimana mulai tahun 1988/1989 lebak ini tidak lagi dilelang.
Tahun 2010, keempat objek ini tercatat dalam register lebak, lebung dan
sungai Kabupaten OKI masing-masing dengan nomor register : 199 s.d. 202
yang termasuk eke Marga PUS I Sugih Waras Kecamatan Teluk Gelam
Kabupaten OKI, dengan status tidak dilelang sebagai kawasan Pariwisata
dan Reservaat Perikanan.
Teluk Gelam Besak/Kecik dan 3 (tiga) objek lelang lainnya direncanakan
menjadi lokasi objek wisata dan reservaat perikanan pada medio Oktober
1987, yang dilaporkan oleh Bupati KDH Tk.II OKI, Bapak H.M. Yusuf Halim
kepad Gubernur KDH Tk.I Sumatera Selatan dengan Surat Nomor
523/443/26.6/Bappeda/1987 tanggal 2 Oktober 1987 perihal Rencana Lokasi
Objek Pariwisata dan Perikanan. Rencana ini berdasarkan suvei yang
dilakukan dalam rangka Bhati ABRI Kodim 0402 OKI yang dilakukan oleh tim
terpadu yang terdiri dari : Bappeda, Dinas Perikanan, Kantor Bangdes,
Kabag Pembangunan Setda, Bapparda, Camat Tanjung Lubuk dan Kodim 0402
OKI pada tanggal 14 September 1987 dan 22 September 1987. Hasil survey
dilaporkan oleh Tim kepada Bupati KDH Tk.II OKI dengan Nota Dinas Nomor :
072/431/26.6/Bappeda/87 tanggal 23 September 1987 perihal Laporan Hasil
Survey/Peninjauan ke Lebak Nilang Kecamatan Tanjung Lubuk, yang
ditandatangani oleh : (1) H. Bayumi Bansui, SH / Ketua Bappeda; (2)
Amrullah / Kepala Dinas Perikanan; (3) Abdullah Thamrim / Kepala Kantor
Bangdes; (4) Ir. Herman Tholib / Bagian Pembangunan Setda; (5) Drs.
Lakalham Aziz / Bapparda; (6) Rozali Bayan, BA / Camat Tanjung Lubuk dan
(7) Basnur / Kepala Desa Benawa.
Kemudian pada tanggal 9 Oktober 1987, Bupati KDH Tk.II OKI melakukan
peninjauan ke lokasi tersebut (Telegeram Bupati KDH TK.II OKI kepada
Camat Tanjung Lubuk Nomor : 451/78/26.6/Bappeda/1987). Setelah
peninjauan tersebut, lokasi ini ditetapkan sebagai lokasi objek
pariwisata dan reservaat perikanan dengan Surat Keputusan (SK) Bupati
KDH. Tk.II OKI Nomor : 180/SK/Bappeda/1987 tanggal Oktober 1987 tentang
Penetapan Lokasi Objek Pariwisata dan Reservaat Perikanan di Jalan
Sriguna – Tgumulyo Kecamatan Tanjung Lubuk.
Selanjutnya lokasi ini dipromosi dan dipublikasikan kepada seluruh
masyarakat OKI dan Sumatera Selatan. Pada tanggal 3 Januari 1988
dilaksanakan “Promosi dan Publikasi serta Pembukaan “Objek Wisata Air
Danau Teluk Gelam” secara resmi oleh Wakil Gubernur KDH Tk.I Sumatera
Selatan Wilayah Palembang. Acara promosi dan publikasi ini
diselenggarakan oleh Panitia Pelaksana dengan Ketua Umum Drs. R.H.
Ismail Indraputra / Sekretaris Daerah Tk.II OKI sesuai SK Bupati KDH
Tk.II OKI Nomor : 224/SK/BAPPEDA/1987 tanggal 9 Desember 1987 tentang
Pembentukan Panitia Pelaksana Promosi dan Publikasi Objek Wisata Danau
Teluk Gelam di Jalam Seriguna – Tugumulyo Kecamatan Tanjung Lubuk.
Setelah diresmikan disusun rencana pengembangan dengan membuat master
plan detail desai enjinering Wisata Air Danau Teluk Gelam. Perencanaan
ini disusun bekerja sama dengan perguruan tinggi negeri di Sumatera
Selatan. Sektor perikanan pun menyusun rencana pengembangan dan rencana
kerja reservaat perikanan.
Pembangunan fisik pertama kali dilakukan menjelang peresmian tahun
anggaran 1987/1988 sepanjang ± 700 meter dari jalan lintas Seriguna –
Tugumulyo (Sekarang JalanLintas Timur Sumatera). Fasiltas wisata
lainnya baru mulai dibangun pertengahan tahun 1990-an dengan dibangunnya
beberapa shelter di dalam danau dan sebuah dermaga di ujung jalan masuk
700 meter. Pelaksana lapangan pembangunan ini adalah sdr. Aruji Marzuki
dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten OKI. Di akhir masa jabatan Bupati
KDH Tk.II, Bapak H. Rasyid Rais, beliau meresmikan Rumah Makan (RM) Pagi
Sore dan Masjid Amal Bakti Muslim Pancasila tepat di pintu gerbang
Danau Teluk Gelam. Sehingga kawasan Wisata Air Danau Teluk Gelam cukup
layak dijadikan tujuan wisata.
Pengembangan reservaat perikanan terus direncanakan dan diusulkan oleh
Dinas Perikanan Kabupaten OKI. Demikian juga upaya konservasi dan
pengkayaan stok sumberdaya ikan terus dilakukan. Bersamaan dengan
peresmian sebagai lokasi wisata air, telah dilakukan penebaran ikan
jelawat (Leptobarbus hoffinii). Rencana awal disini akan dibangun unit
pengembangan perairan umum (UPPU), karena keterbatasan penganggaran,
usulan ini terhenti sejak tahun 1998, bersamaan dengan reformasi. Pasca
reformasi, kawasan hutan disekitar Danau Teluk Gelam telah berubah
menjadi perkebunan sawit.
Sejalan dengan rencana Provinsi Sumatera Selatan menjadi tuan rumah PON
XVI 2004, dan Danau Teluk Gelam ditetapkan sebagai venus dayung dan ski
air, Danau Teluk Gelam pun bersolek dengan cepat dengan geliat
pembangunan seakan berlari dibanding satu dasawarsa sebelumnya. Untuk
persiapan venus dayung dan ski air, luas permukaan air danau pun
diperluas dengan pengerukkan kawasan rawa-rawa yang berada di sebelah
utara danau. Sehingga luas danau menjadi lebih dua kali sebelumnya.
Dibangun jalan keliling dan tribune venus, bangunan rumah panggung ala
OKI sebanyak 34 unit dengan tipe 45 dan 70 dengan teknik knock down
(bongkar pasang) dan Hotel Kembar. Pasca PON XVI 2004, di sini telah
pula dibangun arena bermain anak dan remaja.
Tahun 2011 ini, di Danau Teluk Gelam akan diselenggarakan Jambore
Nasional IX 2011 dan venus dayung dan ski air SEAGMES 2011. Untuk itu,
saat ini telah selesai dibangun Bumi Perkemahan Danau Teluk Gelam dan
siap menyelenggarakan dan mensukseskan Jambore Nasional IX Tahun 2011.
Lokasi
Sekarang Danau Teluk Gelam merupakan kawasan wisata air dan wisata
alam yang sangat menarik untuk dikunjungi. Terletak persis dai Jalan
Lintas Timur Sumatera (Palembang – Lampung). Jarak dari Kota Palembang ±
91 km atau 25 km dari Kayuagung. Dari Palembang dapat melalui 2 jalan,
yaitu jalan utama adalah jalan Lintas Timur Sumatera arah Lampung atau
jalur alternative via Jakabaring – Rambutan – SP.Padang – Kayugung –
Danau Teluk Gelam. Jalur ini jalan sempit, namun lancar untuk kenderaan
pribadi dan travel, tetapi hindari melintas pada malam hari.
Dari Lampung, dapat ditempuh melalui Jalan Lintas Timur Sumatera. Dari
arah Bandar Lampung di Jalan Lintas Sumatera (Lintas Tengah Sumatera),
sesampai di Simpang Terbangi Besar belok kiri, disinilah dimulainya
Jalan Lintas Timur Sumatera. Dari Daerah Uluan Sumatera Selatan atau
Jalan Lintas Sumatera dapat ditempuh melalui tiga jalur. Pertama
Muaraenim – Indralaya – Kayuagung – Danau Teluk Gelam. Kedua Muara Dua
(OKUT) – Simpang Talang Pangeran – (belok kanan) – Danau Teluk Gelam.
Ketiga Muara Dua – Belitang – Simpang Cahaya Maju (Lempuing) – Danau
Teluk Gelam.
Masuk dalam wilayah Administrasi Kecamatan Teluk Gelam, Kabupaten OKI
Provinsi Sumatera Selatan. Kaecamatan Teluk Gelam merupakan pemekaran
dari Kecamatan Tanjung Lubuk, pasca PON XVI 2004.
Wisata Danau Teluk Gelam
Wisata Alam Danau Teluk Gelam. Gugusan danau rawa banjiran yang
telah ditetapkan sebagai kawasan wisata yang terdiri dari (1) Danau
Lebak Nilang di bagian hulu, terus ke hilir (2) Danau Anak Jele, (3)
Danau Anak Kemang, (4) Danau Air Itam, dan (5) Danau Teluk Gelam
merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan mempunyai pesona yang
khas. Karena danau-danau ini merupakan danau rawa dengan flora dan fauna
khas rawa-rawa. Pada musim hujan (banjir) kelima danau ini seakan hanya
satu dengan permukaan danau dipisahkan oleh hutan/belukar rawa. Namun
pada musim kemarau, kelima danau ini saling terpisah dan dihubungan oleh
anak sungai. Lintas alam dengan menggunakan perahu atau perahu motor
yang disebut “ketek” atau speed boat merupakan petualangan di alam liar
yang sangat menantang.
Kecuali Danau Teluk Gelam, keempat danau lainnya masih alami dengan
flora rawa seperti bakung, teratai, pakis, gelam, kayu gabus dan
lain-lain. Begitu pun dengan faunanya. Danau-danau ini merupakan habitat
dari fauna air, yaitu berbagai jenis ikan air tawar , ular, biawak,
dan labi-labi. Ikan tapa telah menjadi legenda di Danau Teluk Gelam,
karena konon katanya pernah terlihat ikan tapa dengan ukuran sebesar
kuda. Fauna darat yang ada antara lain napuh, kancil, kera, kucing hutan
berbagai jenis burung. Disini juga ditemukan “burung bebek”, demikian
masyarakat setempat menyebutnya. Burung bebek ini sejenis itik serati
berbulu hitam dan membuat sarang di atas pohon besar yang tumbuh di
rawa-rawa di sekitar danau.
Sedangkan danau ke-6, yaitu Danau Teluk Purun terpisah dari danau-danau
diatas. Danau Teluk Purun sebagian besarnya telah dijadikan oleh
masyarakat sebagai persawahan.
sumber: nurfirmanephie.wordpres.com